Selasa, 25 Januari 2011

JENIS ENGLISH TEXT

NARRATIVE
Purpose: To amuse/entertain the readers and to tell a story

Generic Structure:
1. Orientation
2. Complication
3. Resolution
4. Reorientation

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Chronologically arranged

RECOUNT
Purpose: to retell something that happened in the past and to tell a series of past event

Generic Structure:
1. Orientation
2. Event(s)
3. Reorientation

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Using adjectives
Narrative and recount in some ways are similar. Both are telling something in the past so narrative and recount usually apply PAST TENSE; whether Simple Past Tense, Simple Past Continuous Tense, or Past Perfect Tense. The ways narrative and recount told are in chronological order using time or place. Commonly narrative text is found in story book; myth, fable, folklore, etc while recount text is found in biography.
The thing that makes narrative and recount different is the structure in which they are constructed. Narrative uses conflicts among the participants whether natural conflict, social conflict or psychological conflict. In some ways narrative text combines all these conflicts. In the contrary, we do not find these conflicts inside recount text. Recount applies series of event as the basic structure

DESCRIPTIVE

Purpose: to describe a particular person, place or thing in detail.

Dominant Generic Structure:
1. Identification
2. Description

Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using action verb
3. Using adverb
4. Using special technical terms


REPORT
Purpose: to presents information about something, as it is.

Generic Structure
1. General classification
2. Description

Dominant Language Feature
1. Introducing group or general aspect
2. Using conditional logical connection
3. Using Simple Present Tense

EXPLANATION
Purpose: To explain the processes involved in the formation or working of natural or socio-cultural phenomena.

Generic Structure:
1. General statement
2. Explanation
3. Closing

Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using action verbs
3. Using passive voice
4. Using noun phrase
5. Using adverbial phrase
6. Using technical terms
7. Using general and abstract noun
8. Using conjunction of time and cause-effect.

ANALYTICAL EXPOSITION
Purpose: To reveal the readers that something is the important case

Generic Structure:
1. Thesis
2. Arguments
3. Reiteration/Conclusion

Dominant Language Features:
1. Using modals
2. Using action verbs
3. Using thinking verbs
4. Using adverbs
5. Using adjective
6. Using technical terms
7. Using general and abstract noun
8. Using connectives/transition

HORTATORY EXPOSITION
Purpose: to persuade the readers that something should or should not be the case or be done

Generic Structure:
1. Thesis
2. Arguments
3. Recommendation

Dominant Language features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using modals
3. Using action verbs
4. Using thinking verbs
5. Using adverbs
6. Using adjective
7. Using technical terms
8. Using general and abstract noun
9. Using connectives/transition
Then what is the basic difference between analytical and hortatory exposition. In simple word. Analytical is the answer of "How is/will" while hortatory is the answer of "How should". Analytical exposition will be best to describe "How will student do for his examination? The point is the important thing to do. But for the question" How should student do for his exam?" will be good to be answered with hortatory. It is to convince that the thing should be done

PROCEDURE
Purpose: to help readers how to do or make something completely

Generic Structure:
1. Goal/Aim
2. Materials/Equipments
3. Steps/Methods

Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using Imperatives sentence
3. Using adverb
4. Using technical terms

DISCUSSION
Purpose: to present information and opinions about issues in more one side of an issue (‘For/Pros’ and ‘Against/Cons’)
Generic Structure:
1. Issue
2. Arguments for and against
3. Conclusion
Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Use of relating verb/to be
3. Using thinking verb
4. Using general and abstract noun
5. Using conjunction/transition
6. Using modality
7. Using adverb of manner

REVIEW
Purpose: to critique or evaluate an art work or event for a public audience

dominant Generic Structure:
1. Orientation
2. Evaluation
3. Interpretative Recount
4. Evaluation
5. Evaluative Summation

Dominant Language features:
1. Focus on specific participants
2. Using adjectives
3. Using long and complex clauses
4. Using metaphor

ANECDOTE
Purpose: to share with others an account of an unusual or amusing incident

Generic Structure:
1. Abstract
2. Orientation
3. Crisis
4. Reaction
5. Coda.

Dominant Language Features:
1. Using exclamations, rhetorical question or intensifiers
2. Using material process
3. Using temporal conjunctions

SPOOF

Purpose: to tell an event with a humorous twist and entertain the readers

Generic Structure:
1. Orientation
2. Event(s)
3. Twist

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Using adverb
4. Chronologically arranged

NEWS ITEM
Purpose: to inform readers about events of the day which are considered newsworthy or important

Dominant Generic Structure:
1. Newsworthy event(s)
2. Background event(s)
3. Sources

Dominant Language Features:
1. Short, telegraphic information about story captured in headline
2. Using action verbs
3. Using saying verbs
4. Using adverbs : time, place and manner.

Senin, 08 November 2010

Kamis, 04 November 2010

CONTOH PEMBUNUHAN TIDAK SENGAJA :

Korban Lemparan "Viking" Meninggal





Rabu, 6 Oktober 2010 19:25 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | Dibaca 1153 kali

Solo (ANTARA News) - Ridwan Zainudin (29), warga RT 1 RW 28 Ngipang, Kadipiro, Solo, yang menjadi korban pelemparan batu suporter Persib Bandung, meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu, Rabu.

Korban yang terluka parah pada bagian kepala akibat ulah "Viking", sebutan untuk suporter Persib, jiwanya tidak dapat tertolong dan meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS Kasih Ibu Solo, sekitar pukul 14.45 WIB.

"Korban meninggal sekitar pukul 14.45 WIB. Luka korban parah di pelipis dan kepala bagian samping kanan sehingga tidak sadarkan diri, sejak kejadian Minggu (3/10) hingga meninggal dunia," kata Tiwi Andari, istri korban.

Petugas Kepolisian Resor Kota Surakarta kemudian melakukan idenfikasi terhadap korban, sebelum jenazahnya dibawa pulang ke pihak keluarga korban.

Menurut dokter jaga ICU RS Kasih Ibu Solo, Diah Pitaloka Putri, korban sejak dibawa ke ruang ICU kondisinya sudah mati batang otak (MBO), tetapi kerja alat jantung masih aktif. Korban kemudian dibantu dengan alat pernafasan.

Korban terluka pada pelipis dan kepala bagian samping kanan dan mengalami pendaraan otak. Atas persetujuan dari pihak keluarga korban, kemudian alat bantu pernafasan dilepas sekitar pukul 12.00 WIB dan meninggal dunia sekitar pukul 14.45 WIB.

Terkait hal tersebut Kepala Polresta Surakarta Komisaris Besar Polisi Nana Sudjana menjelaskan, pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan menghubungi pihak manajemen suporter Persib, Viking.

Jenazah Ridwan rencana akan dimakamkan di tempat pemakaman umum Pracimaloyo, Makam Haji, Sukoharjo, Kamis (7/10) sekitar pukul 14.00 WIB.
(B018/M028)

COPYRIGHT © 2010

CONTOH PEMBUNUHAN SEMI SENGAJA

Kasus Pembunuhan Wisma Prambanan, Temukan Bungkusan Racun Putih

Senin, 4 Mei 2009 | 11:01 WIB

Sidoarjo - Surya-Penyidikan kasus pembunuhan terhadap dua pasangan suami istri di Wisma Prambanan Jl Letjen Sutoyo Waru Sidoarjo beberapa waktu lalu, mulai mendapat titik cerah setelah
tim khusus Reskrim Sidoarjo yang diterjunkan ke Sumenep, Madura menemukan serbuk putih yang diduga racun, dibungkus dengan kain.

Informasinya, bungkusan itu ditemukan polisi dari seseorang yang dititipi seorang perempuan yang sejak lama dicurigai polisi sebagai pelaku. Meski begitu, polisi tidak berani menyeret perempuan itu sebagai tersangka, dengan alasan menyangkut kredibilitas seseorang. “Serbuk yang diduga racun sedang kami teliti,” ujar Kapolres Sidoarjo AKBP Drs Setija Junianta.

Apakah serbuk putih itu sama dengan racun yang diberikan pada korban Nahrawi, Samawiyah, Bohnan dan Miwati? Mantan Kasat Pidum Ditreskrim Polda Jatim itu tidak mengiyakan. Namun ia berjanji, akan terus menelusuri untuk mengungkap pelaku pembunuhan yang menghebohkan tersebut. “Belum, belum, penyidikan terus berlangsung,” elaknya.

Perempuan yang dimaksud itu, sebenarnya sudah dicurigai polisi sebagai otak pembunuhan berencana yang menewaskan Nahrawi dan istrinya Samawiyah di kamar 25 serta Bohnan dan Miwati di kamar 35 Wisma Prambanan.

Namun dalam manangani kasus ini, kapolres mengaku ekstra hati-hati. Pasalnya, saat kejadian berlangsung tidak ada saksi yang melihat dan mengetahui sehingga harus menggali data sebanyak-banyaknya di lapangan. Sedangkan saksi Dewi dan Musleh, yang ikut dalam rombongan tapi pulangnya sehari lebih dulu, saat diperiksa petugas dinilai pengakuannya banyak yang janggal.

Bahkan keterangan saksi Dewi dinilai banyak yang bohong. Seperti, setelah check out dari Wisma Prambanan mengaku langsung pulang ke Sumenep. Ternyata polisi saat turun ke lapangan mendapatkan informasi, jika Dewi mampir lebih dulu ke sebuah counter handphone untuk membeli nomor ponsel baru berisi voucher Rp 8.000.

Kejanggalan lainnya, ponsel korban Nahrawi yang semula diakui hilang oleh keluarga, saat dicek polisi ke salah satu operator ponsel ternyata diketahui sengaja dimatikan di kawasan Surabaya-Madura.

Ditengarai, ponsel setelah diembat pembunuh sengaja dioffkan supaya tidak dihubungi pihak keluarga. Bahkan muncul dugaan jika ponsel milik Nahrawi diganti dengan nomor baru oleh orang lain.
Tidak itu saja, penyidik yang memeriksa menggunakan alat uji kebohongan (lie detector) dan psikologi banyak menemui kejanggalan. “Penyidik sebenarnya sudah mematahkan alibi Dewi dan Musleh, pengakuannya 95 persen tidak benar,” kata kapolres. mif

CONTOH PEMBUNUHAN SENGAJA :

Senin, 26/07/2010 11:10 WIB

Bayi Ditemukan Tewas di SMA 12, Leher Dijerat Kabel
Rois Jajeli
– detikSurabaya

Surabaya - Bayi yang ditemukan di kamar mandi SMAN 12 ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Leher bayi tersebut dijerat dengan kulit kabel listrik. Bayi berjenis kelamin laki-laki dan berambut tebal itu kondisinya juga sudah membusuk dan dikerubuti belatung.

"Diperkirakan bayi itu sudah di situ lebih dari semalam," kata Kapolsek Benowo, AKP Adjid, kepada wartawan di lokasi, Jalan Sememi, Senin (26/7/2010)

Pernyataan Adjid beralasan pasalnya sekolah pada hari Minggu libur. Dari informasi yang dihimpun, awal mula penemuan bayi tersebut berawal saat Diah Susiani, guru
Bimbingan Konseling (BK), mencium bau busuk saat masuk ke dalam ruang BK yang bersebelahan dengan kamar mandi.

Kemudian Susiati berusah mencari pengharum ruangan namun tidak menemukannya. Susiati lantas menyemprot ruangan dengan obat serangga.

Meski sudah disemprot obat serangga, namun bau itu tetap menyengat. Susiati kemudian memanggil Kaslan, guru olahraga. Kaslan pun berusaha mencari sumber bau tersebut dan mengecek seluruh ruangan BK namun tidak hasilnya nihil karena tidak ditemukan bangkai.

Kaslan yang curiga dengan adanya banyak lalat terutama di ventilasi kamar mandi lantas menuju ke kamar mandi. Untuk membuktikannya, maka Kaslan bersama dengan Amin, pesuruh sekolah, mendobrak pintu kamar mandi sekitar pukul 06.45 WIB.

Saat kamar mandi terbuka mereka mulai mencari di 3 ruang mandi yang ada. Di kamar mandi nomor 3 atau yang paling pojok, mereka menemukan sebuah kardus
ditutupi triplek.

Kaslan yang kemudian membuka isi kardus kaget ternyata kardus itu berisi sesosk bayi tewas membusuk dengan leher terikat kulit kabel. Kulit kabel itu bahkan masih melekat di leher bayi itu. "Sekarang ini kami masih memeriksa beberapa saksi di mapolsek," ujar Adjid. (iwd/wln)

PENGERTIAN GHANIMAH .. SALAB DAN FA'I

GHANIMAH
adalah barang-barang yang didapat dari musuh dengan jalan pertempuran.

pembagian ghanimah:
1. 20% untuk :
4% _imam
4%_fuqarah dan masakin(kaum fakir miskin)
4%_mashalihul'l muslimin(untuk kemaslahatan kaum muslimin)
4%_ibnu'ssabil
4%_yatama(anak-anak yatim)
2. 80% untuk :
diserahkan bulat sebagai bagian tentara negara islam

SALAB
adalah barang-barang yang didapat dari musuh tampa paksaan.

pembagian salab
salab lebih dikhususkan untuk tentara yang membunuhnya. jika dalam membunuhnya bersama-sama, maka barang itu dibagi bersama-sama


FA'I
adalah barang-barang yang di pakek musuh tidak dengan pertempuran

pembagian fa'i
Fa'I itu dibagi menjadi dua bagian :
1. 1/5 (20%)
4%__Imam
4%__Mushalihu'l-Muslimin (=untuk kemaslahatan kaum muslimin) Kekuasaan diserahkan kepada Imam.
4%__ Fuqara wa'l-masakin (=kaum fakir dan kaum miskin).
4%__ Ibnu'sabil (=mereka yang berperang).
4%__ Yatama (=anak-anak yatim)

2. 4/5 (80%): Diberikan bulat kepada keuangan negara untuk Mashalihu'l-Muslimin (=kemaslahatan kaum Muslimin).

HUKUMAN JINAYAT

Mengikut peruntukan hukum syara` yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith dan yang dikuatkuasakan dalam undang-undang jinayah syar`iyyah, penjenayah-penjenayah yang didakwa di bawah kes jinayah syar`iyyah apabila sabit kesalahannya di dalam mahkamah wajib dikenakan hukuman hudud, qisas, diyat atau ta`zir.

Hukuman-hukuman ini adalah tertakluk kepada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penjenayah-penjenayah tersebut.

1. Hukuman Hudud

Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith. Hukuman hudud ini adalah hak Allah yang bukan sahaja tidak boleh ditukar ganti hukumannya atau diubahsuai atau dipinda malah tidak boleh dimaafkan oleh sesiapapun di dunia ini. Mereka yang melanggar ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya adalah termasuk dalam golongan orang yang zalim. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Baqarah, 2:229).

Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman hudud ialah:

a) Berzina, iaitu melakukan persetubuhan tanpa nikah yang sah mengikut hukum syara`.
b) Menuduh orang berzina (qazaf), iaitu membuat tuduhan zina ke atas orang yang baik lagi suci atau menafikan keturunannya dan tuduhannya tidak dapat dibuktikan dengan empat orang saksi.
c) Minum arak atau minuman yang memabukkan sama ada sedikit atau banyak, mabuk ataupun tidak.
d) Mencuri, iaitu memindahkan secara sembunyi harta alih dari jagaan atau milik tuannya tanpa persetujuan tuannya dengan niat untuk menghilangkan harta itu dari jagaan atau milik tuannya.
e) Murtad, iaitu orang yang keluar dari agama Islam, sama ada dengan perbuatan atau dengan perkataan, atau dengan i`tiqad kepercayaan.
f) Merompak (hirabah), iiatu keluar seorang atau sekumpulan yang bertujuan untuk mengambil harta atau membunuh atau menakutkan dengan cara kekerasan.
g) Penderhaka (bughat), iaitu segolongan umat Islam yang melawan atau menderhaka kepada pemerintah yang menjalankan syari`at Islam dan hukum-hukum Islam.

2. Hukuman Qisas

Hukuman qisas adalah sama seperti hukuman hudud juga, iaitu hukuman yang telah ditentukan oleh Allah di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith. Hukuman qisas ialah kesalahan yang dikenakan hukuman balas.
Membunuh dibalas dengan bunuh (nyawa dibalas dengan nyawa), melukakan dibalas dengan melukakan, mencederakan dibalas dengan mencederakan.

Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman qisas ialah:

a) Membunuh orang lain dengan sengaja.
b) Menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain dengan sengaja.
c) Melukakan orang lain dengan sengaja. Hukuman membunuh orang lain dengan sengaja wajib dikenakan hukuman qisas ke atas si pembunuh dengan dibalas bunuh. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kamu menjalankan hukuman qisas (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh." (Surah Al-Baqarah, 2:178)

Hukuman menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain atau melukakannya wajib dibalas dengan hukuman qisas mengikut kadar kecederaan atau luka seseorang itu juga mengikut jenis anggota yang dicederakan dan dilukakan tadi.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan Kami telah tetapkan atas mereka di dalam kitab Taurat itu, bahawasanya jiwa dibalas dengan jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga dibalas dengan telinga, dan gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka juga hendaklah dibalas (seimbang). Tetapi sesiapa yang melepaskan hak membalasnya, maka menjadilah ia penebus dosa baginya. Dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Ma'idah: 45)

3. Hukuman Diyat

Hukuman diyat ialah harta yang wajib dibayar dan diberikan oleh penjenayah kepada wali atau waris mangsanya sebagai gantirugi disebabkan jenayah yang dilakukan oleh penjenayah ke atas mangsanya. Hukuman diyat adalah hukuman kesalahan-kesalahan yang sehubungan dengan kesalahan qisas dan ia sebagai gantirugi di atas kesalahan-kesalahan yang melibatkan kecederaan anggota badan atau melukakannya.

Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman diyat ialah:

a) Pembunuhan yang serupa sengaja.
b) Pembunuhan yang tersalah (tidak sengaja).
c) Pembunuhan yang sengaja yang dimaafkan oleh wali atau waris orang yang dibunuh. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh) maka hendaklah (orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan si pembunuh pula hendaklah menunaikan (bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta satu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab siksa yang tidak terperi sakitnya." (Surah Al-Baqarah, 2:178)

4. Hukuman Ta`zir

Hukuman ta`zir ialah kesalahan-kesalahan yang hukumannya merupakan dera, iaitu penjenayah-penjenayah tidak dijatuhkan hukuman hudud atau qisas. Hukuman ta`zir adalah hukuman yang tidak ditentukan kadar atau bentuk hukuman itu di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith.
Hukuman ta`zir adalah dera ke atas penjenayah-penjenayah yang telah sabit kesalahannya dalam mahkamah dan hukumannya tidak dikenakan hukuman hudud atau qisas kerana kesalahan yang dilakukan itu tidak termasuk di bawah kes yang membolehkannya dijatuhkan hukuman hudud atau qisas.
Jenis, kadar dan bentuk hukuman ta`zir itu adalah terserah kepada kearifan hakim untuk menentukan dan memilih hukuman yang patut dikenakan ke atas penjenayah-penjenayah itu kerana hukuman ta`zir itu adalah bertujuan untuk menghalang penjenayah-penjenayah mengulangi kembali kejahatan yang mereka lakukan tadi dan bukan untuk menyiksa mereka.

Bab 3 : Tujuan Hukuman Hudud, Qisas, Diyat dan Ta'zir

Hukuman hudud, qisas, diyat dan ta`zir diperuntukkan dalam qanun jinayah syar`iyyah adalah bertujuan untuk menjaga prinsip perundangan Islam yang tertakluk di bawahnya lima perkara:

1. Menjaga agama, iaitu menjaga aqidah orang-orang Islam supaya tidak terpesong dari aqidah yang sebenar dan tidak menjadi murtad. Orang yang murtad akan disuruh bertaubat terlebih dahulu dan sekiranya dia enggan bertaubat maka hukuman bunuh akan dikenakan ke atas mereka. Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
"Sesiapa yang menukar agamanya (murtad), maka bunuhlah dia." (Riwayat Bukhari)

2. Menjaga nyawa, iaitu menjaga jiwa seseorang dari dibunuh termasuklah menjaga anggota tubuh badan seseorang dari dicederakan atu dirosakkan. Sesiapa yang membunuh manusia atau mencederakan anggota tubuh badan mereka itu dengan sengaja wajib dijatuhkan hukuman qisas atau diyat sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan di dalam hukum qisas itu ada jaminan hidup bagi kamu, wahai orang-orang yang berakal fikiran supaya kamu bertaqwa." (Surah Al-Baqarah, 2:179)

3. Menjaga akal fikiran, iaitu memelihara akal fikiran manusia dari kerosakan disebabkan minum arak atau minuman-minuman yang memabukkan. Mereka yang meminum arak wajib dijatuhkan hukuman sebat tidak lebih dari lapan puluh kali sebat sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Saiyidina Ali di dalam sebuah hadith yang bermaksud:
"Rasulullah s.a.w. telah menyebat orang yang minum arak sebanyak empat puluh kali sebat, dan Saiyidina Abu Bakar telah menyebat empat puluh kali sebat juga, dan Saiyidina Umar menyebat sebanyak lapan puluh kali .

4. Menjaga keturunan, iaitu memelihara manusia dari melakukan perzinaan supaya nasab keturunan, perwalian dan pewarisan anak-anak yang lahir hasil dari persetubuhan haram itu tidak rosak. Orang yang melakukan perzinaan wajib dijatuhkan hukum sebat dan rejam sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadithnya yang diriwayatkan daripada `Ubadah bin As-Somit r.a. yang bermaksud:
"Ambillah peraturan daripada aku, ambillah peraturan daripada aku. Sesungguhnya Allah telah memberi jalan untuk mereka. Perawan dengan jejaka yang berzina hukumannya disebat sebanyak seratus kali sebat, dan dibuang negeri selama setahun. Dan janda dengan janda yang berzina hukumannya disebat sebanyak seratus kali sebat dan direjam." (Riwayat Muslim dan Abu Daud)

5. Menjaga harta benda, iaitu memelihara harta benda manusia dari dicuri dan dirompak dengan menjatuhkan hukuman potong tangan ke atas pencuri, dan menjatuhkan hukuman mati atau potong tangan dan kaki kedua-duanya sekali atau dibuang negeri ke atas perompak. Hukuman ini tertakluk kepada cara rompakan itu dilakukan sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan orang lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri maka (hukumannya) potonglah tangan mereka sebagai satu balasan dengan sebab apa yang mereka telah usahakan, (juga sebagai) suatu hukuman pencegah dari Allah. Dan (ingatlah) Allah maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Surah Al-Ma'idah: 38)

Firman Allah s.w.t. lagi yang bermaksud:
"Sesungguhnya balasan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya serta melakukan bencana kerosakan di muka bumi (melakukan keganasan merampas dan membunuh orang di jalan ) ialah dengan balasan bunuh (kalau mereka membunuh sahaja dengan tidak merampas), atau dipalang (kalau mereka membunuh dan merampas), atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan berselang (kalau mereka merampas sahaja, atau dibuang negeri (kalau mereka hanya mengganggu ketenteraman awam). Hukuman yang demikian itu adalah suatu kehinaan di dunia bagi mereka, dan di akhirat kelak mereka beroleh azab siksa yang amat besar." (Surah Al-Ma'idah: 33)