Kamis, 04 November 2010

CONTOH PEMBUNUHAN SEMI SENGAJA

Kasus Pembunuhan Wisma Prambanan, Temukan Bungkusan Racun Putih

Senin, 4 Mei 2009 | 11:01 WIB

Sidoarjo - Surya-Penyidikan kasus pembunuhan terhadap dua pasangan suami istri di Wisma Prambanan Jl Letjen Sutoyo Waru Sidoarjo beberapa waktu lalu, mulai mendapat titik cerah setelah
tim khusus Reskrim Sidoarjo yang diterjunkan ke Sumenep, Madura menemukan serbuk putih yang diduga racun, dibungkus dengan kain.

Informasinya, bungkusan itu ditemukan polisi dari seseorang yang dititipi seorang perempuan yang sejak lama dicurigai polisi sebagai pelaku. Meski begitu, polisi tidak berani menyeret perempuan itu sebagai tersangka, dengan alasan menyangkut kredibilitas seseorang. “Serbuk yang diduga racun sedang kami teliti,” ujar Kapolres Sidoarjo AKBP Drs Setija Junianta.

Apakah serbuk putih itu sama dengan racun yang diberikan pada korban Nahrawi, Samawiyah, Bohnan dan Miwati? Mantan Kasat Pidum Ditreskrim Polda Jatim itu tidak mengiyakan. Namun ia berjanji, akan terus menelusuri untuk mengungkap pelaku pembunuhan yang menghebohkan tersebut. “Belum, belum, penyidikan terus berlangsung,” elaknya.

Perempuan yang dimaksud itu, sebenarnya sudah dicurigai polisi sebagai otak pembunuhan berencana yang menewaskan Nahrawi dan istrinya Samawiyah di kamar 25 serta Bohnan dan Miwati di kamar 35 Wisma Prambanan.

Namun dalam manangani kasus ini, kapolres mengaku ekstra hati-hati. Pasalnya, saat kejadian berlangsung tidak ada saksi yang melihat dan mengetahui sehingga harus menggali data sebanyak-banyaknya di lapangan. Sedangkan saksi Dewi dan Musleh, yang ikut dalam rombongan tapi pulangnya sehari lebih dulu, saat diperiksa petugas dinilai pengakuannya banyak yang janggal.

Bahkan keterangan saksi Dewi dinilai banyak yang bohong. Seperti, setelah check out dari Wisma Prambanan mengaku langsung pulang ke Sumenep. Ternyata polisi saat turun ke lapangan mendapatkan informasi, jika Dewi mampir lebih dulu ke sebuah counter handphone untuk membeli nomor ponsel baru berisi voucher Rp 8.000.

Kejanggalan lainnya, ponsel korban Nahrawi yang semula diakui hilang oleh keluarga, saat dicek polisi ke salah satu operator ponsel ternyata diketahui sengaja dimatikan di kawasan Surabaya-Madura.

Ditengarai, ponsel setelah diembat pembunuh sengaja dioffkan supaya tidak dihubungi pihak keluarga. Bahkan muncul dugaan jika ponsel milik Nahrawi diganti dengan nomor baru oleh orang lain.
Tidak itu saja, penyidik yang memeriksa menggunakan alat uji kebohongan (lie detector) dan psikologi banyak menemui kejanggalan. “Penyidik sebenarnya sudah mematahkan alibi Dewi dan Musleh, pengakuannya 95 persen tidak benar,” kata kapolres. mif

0 komentar: